Kalau Lagi Overthinking, Ingat Jantungmu Juga Ikut Stress

Kalau Lagi Overthinking, Ingat Jantungmu Juga Ikut Stress

Overthinking Itu Ribet, Jantungmu Juga Ikut Galau. Overthinking bukan cuma soal “pikiran yang gak tenang”, tapi benar-benar berdampak pada tubuh—dari hormon, tekanan darah, hingga fungsi pembuluh darah dan jantung. Dampaknya bisa serius: lebih dari sekadar mood buruk.

1. Overthinking = Perseverative Cognition: Otak Berisik, Jantung Tertekan

“Overthinking” itu bukan cuma pikiran yang berkeliling terus-menerus, tapi juga berdampak nyata ke tubuh. Dalam psikologi disebut perseverative cognition—yakni kecenderungan otak terus-menerus mengulang pikiran negatif atau kekhawatiran, yang memicu respons stres berkepanjangan

Efeknya?

  • Detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan hormon stres seperti kortisol ikut merangkak
  • Kondisi ini bukan sekadar “drama pikiran”, tapi bisa jadi awal dari risiko serius seperti penyakit jantung

2. Otak dan Jantung: Sinyal Serius di Balik Overthinking

Saat kamu overthinking, sistem saraf otonom—termasuk sistem simpatis—aktif dan bikin tubuh dalam “mode siaga” terus-terusan Hal ini memicu:

  • Ketidakseimbangan antara sistem saraf simpatis (fight-or-flight) dan parasimpatis (rest-and-digest), yang kritikal untuk kesehatan jantung.
  • Endotel (lapisan pembuluh darah) rusak, inflamasi memburuk, dan risiko aterosklerosis atau gangguan dahsyat lainnya di pembuluh darah meningkat

3. Mental Stress = Risiko Serius untuk Jantung

Fakta-fakta riset membuktikan:

  • Iskemia karena stres mental (MSIMI): Saat stres akut, aliran darah ke jantung berkurang meski tanpa penyakit jantung sebelumnya. Ini meningkatkan risiko peristiwa kardiovaskular serius hingga dua kali lipa
  • Depresi, kecemasan, stres kronis: Terbukti mempercepat munculnya faktor risiko kardiovaskular (seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes). Individu dengan gangguan mental ini biasanya mengembangkan faktor risiko lebih cepat sekitar 6 bulan lebih awal daripada yang sehat
  • Stres psikologis kronis memicu pelepasan hormon seperti kortisol dan TNF-α, meningkatkan peradangan, kerusakan endotel, resistensi insulin, bahkan penumpukan LDL dan obesitas—semua adalah faktor utama penyumbang penyakit jantung

4. Dampak Pikiran Negatif ke Gaya Hidup

Selain mekanisme fisiologis, overthinking yang diiringi stres bikin gaya hidup jadi amburadul:

  • Makan comfort food berlemak dan manis, kurang aktivitas fisik, tidur kacau — semua memperparah risiko penyakit jantung
  • Emosi negatif seperti kecemasan, marah, atau kesedihan memicu kebiasaan merokok, makan berlebihan, atau konsumsi alkohol — memperparah keadaan

5. Solusi Healing: Lindungi Otak dan Jantung Kamu

Gimana cara “memulihkan” jantung yang stres karena overthinking?

  • Mindfulness & Meditasi. Meditasi mindfulness terbukti turunkan stres, meningkatkan kesejahteraan psikologis, dan membantu kendali emosi
  • Kelola stres secara aktif. Teknik seperti pernapasan dalam, relaksasi otot progresif, dan manajemen stres bisa turunkan aktivitas sistem simpatis—membantu jantung tetap tenang
  • Olahraga teratur. Aktivitas fisik terbukti secara klinis menurunkan risiko penyakit jantung hingga 23?ngan menurunkan stres otak dan memperbaiki kesehatan mental
  • Terapi & Konseling. Untuk overthinking yang berat, pendekatan seperti CBT bermanfaat dalam meredefinisi pikiran negatif sekaligus membantu atasi stres kronis

Kamu bisa melindungi jantung lewat mindset yang lebih sehat, teknik manajemen stres, meditasi, dan gaya hidup aktif.


Kalau kamu merasa sering sesak napas, nyeri dada, detak jantung nggak beraturan, atau ada tanda lain yang bikin waswas—jangan ditunda. Segera konsultasikan ke dokter jantung atau fasilitas medis terpercaya untuk evaluasi lebih lanjut. Konsultasikan keluhan mu disini. dan Cek promo Pemeriksaan